Malam ini hujan. Aku teringat seseorang yang menyukai hal ini.
Haha. Entahlah. Kuingin saat ini adalah terus menikmati sampai reda. Lamunan
yang kian melayang entah kemana. Berkelana bebas. Mencari tempat persinggahan
yang asik dan menyenangkan tentunya. Mencoba mengubur semua kenangan indah yang
kulalui. Tapi, apa yang terjadi ? Aku mendapat pengajaran akan hal ini, yaitu
tidak bisa melawan sebuah keyakinan.
Seakan tak percaya, aku kian
terseret ke alam mimpiku sendiri. Hancur dalam ranah sendiri. Terkalahkan oleh
ego yang meninggi. Ketidakmauan pasti jawaban yang paling memuaskan untuk saat
ini. Perihal mengenai jawaban itu, aku hanyameneruskan sisa hidup ini. Haha. J Ah, aku tidak ingin
lepas dari ini semua. Masih mau melanjutkan petualangan yang kian keras ini.
Keyakinan. Kata yang membuat
otakku bekerja sedemikian rupanya. Mencari pemikiran yang unik dan kreatif
serta membantu dalam hal perpaduan. Menjelaskan akan sebuah keyakinan itu sulit
sobat. Sangat sulit. Logikaku yang pendek mulai bermain nakal menjelma menjadi
sosok yang menakutkan tentunya. Segenap ide gila kian genjar muncul. Sesekali
mampu menggerakkan lesung pipit ini. Haha. J
Ku hanya ingin tertawa teman.
Malam kian beranjak ke gulitanya.
Perlahan menjelma menjadi sosok yang menakutkan dari kejauhan. Sesekali
lantunan suara jangkrik serta gonggongan anjing terdengar. Membuat malam yang
sedikit mencekam setelah indahnya hujan. Selayaknya mala mini aku dedikasikan
untuk sebuah keyakinan yang telah kumiliki sejak lama. Menyimpannya dari
terpaan panas dan kejamnya dunia. Tersimpan dalam hati yng kokoh berfondasikan
semangat juang.
Inilah keyakinan yang aku punya. Senyum adalah favoritku walau terkadang itu jarang. Haha. Selempang tas yang selalu menempel di pundak ini saksinya. Tertawa sepuasnya. Tak ada larangan akan kerasnya tawaku. Sebelum ada Undang-Undang membuat larangan tertawa. Haha.
Inilah keyakinan yang aku punya. Senyum adalah favoritku walau terkadang itu jarang. Haha. Selempang tas yang selalu menempel di pundak ini saksinya. Tertawa sepuasnya. Tak ada larangan akan kerasnya tawaku. Sebelum ada Undang-Undang membuat larangan tertawa. Haha.
Harganya sangat mahal untuk
diperjual-belikan. Yap. Hrga sebuah kenyakinan. Tidak ada banderol yang nyata
untukknya. Hanya ada dijual dalam hati yang kokoh. Tetesan keringat yang telah
terkeluarkan untuk menempuh yang namanya kenyakinan. Hanya rela akan menerima
takdir apa adanya. Sejenak terpikir, untuk lari jauh dari ini semua. Tapi
apalah gunanya ? Seakan menjadi orang bodoh jika aku lakukan itu.
Utamanya, keyakinanku mengenai
akan perkataan yang disampaikan seseorang untukku. Pemikiran yang realitis
darinya, sukup membuat hati ini sedikit goyah tapi tidak untuk hancur. Sekedar
merasakan goyangan pribadi dari terpaannya. Aku tidak tahu, apa alasan nyatanya
mengatakan hal yang demikian. Baiklah. Ini perkataannya.
“Hai adik kecil, apa yang sedang
kau lamunkan ? Kuberharap kau tidak melawan sebuah keyakinan. Tembok dan tameng
yang seketika juga akan hancur dengan sentuhan keyakinan. Aku hanya ingin
menyarankan kau, untuk mengikuti apa yang sedang kau yakini. Apapun itu.
Percayalah akan keyakinan itu. Suatu saat nanti, akan ada perubahan dari
kenyakinan itu sendiri. Apabila ada perubahan, maka ikutilah pergeseran
variabelnya. Hanya itu untukmu saat ini.”
Perkataan dan pernyataan yang
implisit diberikannya untukku. Hanya kata darinya, mampu mengubah sikapkku saat
ini. Aku tidak memutuskan melawan keyakinan. Tetap mengikuti arah perjalanan
hati yang kian liku. Siap melawan takdir tapi tidak untuk senuah keyakinan.
Sebelumnya aku belum memberitahu
kalian akan kenyakinan yang ada dalam diriku ini. Ehm. Aku menyakini harus
tetap dalam keadaan seperti ini. Walaupun terpuruk, aku masih mau disini. Itu
keyakinan yang membuat otak ini berfikir dua kali. Ingin melawannya, tapi
keyakinanku tidak ada . Seperti orang bodoh aku ini. Mau bertahan dalam kondisi
yang sekian buruk. Entah apa yang ada dipikiran kecil ini. Mulai memahami cerna
akal adalah cara yang jitu tapi sedikit tersumbat halusinasi gila.
Tebayang akan perkataan yang
dilontarkan seseorang padaku tadi. “…ikutilah pergeseran variabelnya…”.
Pemikiran orang ini sangat sederhana tapi mengesankanku. Tak perduli siapa yang
berbicara tapi bagaimana kualitas dari pembicaraannya. Pemberi motivasiku kali
ini dari strata bawah dengan kualitas tingkat khayangan. Haha.
Alam pikiranku mulai mengembang
seperti ada suntikan vaksin darinya. Kini aku mulai memindai makna yang
terpendam dalam aliran syahdunya. Tingkat ketelitian meningkat tajam dan konsetrasi nulai menapak naik. Aku siap,
untuk memahami kata demi kata yang dilontarkannya.
Mendekati batasnya malam,
peralihan menuju dinihari. Saat semua orang tertidur pulas. Aku masih asik
dengan jalan pemikiran yang gila ini. Bermain lepas dengan akal serta
menghabiskan waktu. Menunggu pagi sepertinya akan aku lakukan. Hahaha. J Aku mulai mendapatkan
titik terang yang nyata. Tiada lagi yang kutemui sebuah harapan palsu. Yakin
akan kinerja otak ini sendiri.
Sebuah keyakinan mempunyai harga
dengan limit tertentu. Keyakinan terdiri dari fungsi masing-masing. Saling
membentuk kesatuan utuh antar fungsi.
Suatu saat nanti, setiap fungsi akan melakukan rotasi perubahan sesuai
kondisi lingkungan yang sedang terjadi. Perubahab itulah yang kita sebut
pergeseran variabelnya. Sederhana, jika kau telah menemukan suatu titik tepat
untuk bergeser ke arah lain kau harus
melakukannya. Aku menciptakan turunan rumus dari perkataan seseorang tadi. J Hahaha. Gila aku ini.
Masih sempat menertawakan hal bodoh seperti ini.
Untuk menemukan titik pergeseran
inilah kau sangat sulit. Tidak ada navigasi yang pasti membawa kau kesana.
Sekedar tuntutan hati dengan kompas kayakinan. Maka dari itulah kau tidak bisa
melawan sebuah keyakinan karena dia kompas yang akan menuntunmu. Bagaimana kau
mengarungi lautan lepas sementara kau melawan penuntunmu ? kehancuran akan
tepat didepan mata kepalamu sendiri.
Bergeming dari keputusan yang
telah difikirkan sebelumnya adalah sebuah ketololan bagiku. Aku telah
memikirkannya. Kuputuskan tetap bertahan dalam duniaku saat ini. Percaya suatu
saat nanti akan ada bintang yang menerpaku. Tetap terjebak dari kerasnya hidup.
Suatu saat nanti akuu akan menemukan titik pergeseran variabelmu sendiri.
Pukul sudah menunjukkan 01:45.
Saatnya mulai mengadu peruntungan melalui judi bolaku. Berharap sedikit uang
untuk membeli buku bekas di jalanan dekat sekolahku. Semoga dewi fortuna ada di
pihakku.
No comments:
Post a Comment