Semasa kecil memang identik dengan dunia permainan. Tapi, aku jarang bermain dengan anak-anak lain yang seukuranku. Hariku selalu habis dengan kegiatan membantu orang tua angkatku dan bermain dengan teman akrabku. Aku beserta teman-teman memang mempunyai kewajiban masing masing dalam membantu keluarga kami.
Aku yang sibuk dengan packing barang untuk keluar kota. Adapun barang yang selalu di packing tidak lain dan tidak bukan adalah jaring gawang. Beda dengan Hary, yang selalu membantu orang tuanya berjualan nasi Padang di salah satu sudut kota. Kami pun sering membantunya tak jarang selalu mendapatkan upahan sepiring nasi dengan lauknya. Haha. Masa yang menyenangkan.
Kini beranjak dengan Wahyu, yang selalu membantu ibunya berjualan imitasi di pekanan (pasar yang diadakan seminggu sekali). Tak jarang kami sering mengunjungi berbagai daerah pelosok di daerah Deli Serdang. Hal ini diakibatkan karena ibunya selalu berjualan dengan sistem bergerak. Asik sekali rasanya mengunjungi berbagai daerah yang belum pernah kau singgahi teman. Saatnya Rizki, dia selalu membantu orang tua membuat Martabak untuk dijual di kota. Martabak dengan kualitas nomor satu seantero Lubukpakam.
Waktu yang tersita dengan rutinitas sekolah dan membantu orang tua membuat aku dan sahabatku tidak mempunyai waktu luang untuk bermain lepas seperti anak lainnya. Aku sendiri bukan menyesali keadaan ini, tapi aku bersykur mempunyai jalan yang berbeda dari jalan-jalan biasanya. Jalanya yang penuh belokan seperti kelokan ampek puluh ampek (kelokan yang terkenal dengan kegarangannya di Sumbar).
Untuk meraih suatu hal yang belum pernah kau capai, maka kau harus mau menempuh jalan yang pernah kau lalui. Kalimat yang sampai kini membekas didasar hati ini. Untuk melanjutkan sisa hidup dengan perjuangan. Walaupun hanya memiliki waktu yang sedikit, kami selalu bermain lepas di sekitar rumah yang luas. Tak ayal permainan yang kami mainkan pun sepakbola.
Kami semua mempunyai ketertarikan pada sepakbola. Bukannya karena ini olahraga kaum adam melainkan hanya untuk mengasah kerja sama dan semangat juang permainan. Dua keuntungan yang membuat kami menambah pundi-pundi asinnya kehidupan. Bukan itu saja, kami sering bermain antar kelurahan sehingga menambah pertemanan kami di dunia luar. Hal yang positif dari suatu kegiatan yang dianggap sepele bagi beberapa orang.
Walaupun kami hanya berempat, kini kami mulai mengenal beberapa teman akibat ulah dari si kulit bundar ini. Persahabatan kami meluas hingga kelurahan seberang. Kami diakrabkan karena suatu kesamaan cinta, yaitu sepakbola.
Kami sering bermain di halaman luas Masjid Muhammaddiyah.Bukannya bermain dengan riang, malah kami sering diuber penjaga masjidakibat keonaran yang sering kami timbulkan. Keusilan yang membuat sang penjaga naik pitam. Mulai dari kaca yang pecah, pipa wudhu yang bocor, dan lainnya. Tapi satu keyakinanku, dia masih senang dengan perbuatan kami ini. Serasa sunyi jika kami tidak mengisi halaman ini. Buktinya, dia selalu memberikan kami air untuk minum. Hahaha. Kesesalan yang beruntut menjadi persaudaraan yang indah.
No comments:
Post a Comment