Bermain lepas dipelataran jalanan adalah rutinitasku sehari-hari. Tanpa beban menyongsong hari esok. Yang dipikirkan hanya mimpi besar. Didikan keras ala baja menempaku. Cambukan tali pinggang atau sejenis sudah biasa aku terima akibat kenakalan ataupun sedikit melawan kepada indung semangku dan nenek.
Saat ini, yang aku pikirkan hanya bermain dan main. Tak perlu ragu akan hari esok. Bermimpilah saat ini yang aku mau. Masih bermimpi. Belum ada tindakan real untuk meraih mimpi itu saat ini. Masih asik dengan sahabatku yang berlatar belakang kekecewaan. Tapi, kami tetap satu pandangan dan sealiran.Menghadapi dunia ini dengan bebas dan berani.
Hari-hariku selalu habis di simpang jalanan pasar. Setelah pulang sekolah (semasa SD) aku dan para laskar jalanan lainnya selalu berkumpul disini. Tempat yang menampung seluruh mimpi anak jalanan dengan hangatnya.
Ini dia anggota laskar jalanan yang penuh dengan pemimpi besar. Hari dengan ilmu matematika yang menawan. Wahyu dengan keluguan dan imajinasi yang mengimbangi tingkat Albert Einsten. Rival dengan semangat juang yang tak pernah mati. Radiel dengan kebengalan yang tiada ampun. Dan aku, sosok yang masih mencari kepribadian yang sesungguhnya. Kami bersatu membentuk satu kesatuan yang utuh bagaikan gabungan unsur logam, yang mampu memecahkan takdir.Membuai mimpi di peraduan kala malam hari di bilik masing-masing.
No comments:
Post a Comment