Monday, May 28, 2012

Harga Sebuah Keyakinan


Malam ini hujan.  Aku teringat seseorang yang menyukai hal ini. Haha. Entahlah. Kuingin saat ini adalah terus menikmati sampai reda. Lamunan yang kian melayang entah kemana. Berkelana bebas. Mencari tempat persinggahan yang asik dan menyenangkan tentunya. Mencoba mengubur semua kenangan indah yang kulalui. Tapi, apa yang terjadi ? Aku mendapat pengajaran akan hal ini, yaitu tidak bisa melawan sebuah keyakinan.

Seakan tak percaya, aku kian terseret ke alam mimpiku sendiri. Hancur dalam ranah sendiri. Terkalahkan oleh ego yang meninggi. Ketidakmauan pasti jawaban yang paling memuaskan untuk saat ini. Perihal mengenai jawaban itu, aku hanyameneruskan sisa hidup ini. Haha. J Ah, aku tidak ingin lepas dari ini semua. Masih mau melanjutkan petualangan yang kian keras ini.

Keyakinan. Kata yang membuat otakku bekerja sedemikian rupanya. Mencari pemikiran yang unik dan kreatif serta membantu dalam hal perpaduan. Menjelaskan akan sebuah keyakinan itu sulit sobat. Sangat sulit. Logikaku yang pendek mulai bermain nakal menjelma menjadi sosok yang menakutkan tentunya. Segenap ide gila kian genjar muncul. Sesekali mampu menggerakkan lesung pipit ini. Haha. J Ku hanya ingin tertawa teman. 

Malam kian beranjak ke gulitanya. Perlahan menjelma menjadi sosok yang menakutkan dari kejauhan. Sesekali lantunan suara jangkrik serta gonggongan anjing terdengar. Membuat malam yang sedikit mencekam setelah indahnya hujan. Selayaknya mala mini aku dedikasikan untuk sebuah keyakinan yang telah kumiliki sejak lama. Menyimpannya dari terpaan panas dan kejamnya dunia. Tersimpan dalam hati yng kokoh berfondasikan semangat juang.

Inilah keyakinan yang aku punya. Senyum adalah favoritku walau terkadang itu jarang. Haha. Selempang tas yang selalu menempel di pundak ini saksinya. Tertawa sepuasnya. Tak ada larangan akan kerasnya tawaku. Sebelum ada Undang-Undang membuat larangan tertawa. Haha.


Harganya sangat mahal untuk diperjual-belikan. Yap. Hrga sebuah kenyakinan. Tidak ada banderol yang nyata untukknya. Hanya ada dijual dalam hati yang kokoh. Tetesan keringat yang telah terkeluarkan untuk menempuh yang namanya kenyakinan. Hanya rela akan menerima takdir apa adanya. Sejenak terpikir, untuk lari jauh dari ini semua. Tapi apalah gunanya ? Seakan menjadi orang bodoh jika aku lakukan itu.
Utamanya, keyakinanku mengenai akan perkataan yang disampaikan seseorang untukku. Pemikiran yang realitis darinya, sukup membuat hati ini sedikit goyah tapi tidak untuk hancur. Sekedar merasakan goyangan pribadi dari terpaannya. Aku tidak tahu, apa alasan nyatanya mengatakan hal yang demikian. Baiklah. Ini perkataannya. 

“Hai adik kecil, apa yang sedang kau lamunkan ? Kuberharap kau tidak melawan sebuah keyakinan. Tembok dan tameng yang seketika juga akan hancur dengan sentuhan keyakinan. Aku hanya ingin menyarankan kau, untuk mengikuti apa yang sedang kau yakini. Apapun itu. Percayalah akan keyakinan itu. Suatu saat nanti, akan ada perubahan dari kenyakinan itu sendiri. Apabila ada perubahan, maka ikutilah pergeseran variabelnya. Hanya itu untukmu saat ini.”

Perkataan dan pernyataan yang implisit diberikannya untukku. Hanya kata darinya, mampu mengubah sikapkku saat ini. Aku tidak memutuskan melawan keyakinan. Tetap mengikuti arah perjalanan hati yang kian liku. Siap melawan takdir tapi tidak untuk senuah keyakinan.

Sebelumnya aku belum memberitahu kalian akan kenyakinan yang ada dalam diriku ini. Ehm. Aku menyakini harus tetap dalam keadaan seperti ini. Walaupun terpuruk, aku masih mau disini. Itu keyakinan yang membuat otak ini berfikir dua kali. Ingin melawannya, tapi keyakinanku tidak ada . Seperti orang bodoh aku ini. Mau bertahan dalam kondisi yang sekian buruk. Entah apa yang ada dipikiran kecil ini. Mulai memahami cerna akal adalah cara yang jitu tapi sedikit tersumbat halusinasi gila. 

Tebayang akan perkataan yang dilontarkan seseorang padaku tadi. “…ikutilah pergeseran variabelnya…”. Pemikiran orang ini sangat sederhana tapi mengesankanku. Tak perduli siapa yang berbicara tapi bagaimana kualitas dari pembicaraannya. Pemberi motivasiku kali ini dari strata bawah dengan kualitas tingkat khayangan. Haha.  
Alam pikiranku mulai mengembang seperti ada suntikan vaksin darinya. Kini aku mulai memindai makna yang terpendam dalam aliran syahdunya. Tingkat ketelitian meningkat tajam  dan konsetrasi nulai menapak naik. Aku siap, untuk memahami kata demi kata yang dilontarkannya.

Mendekati batasnya malam, peralihan menuju dinihari. Saat semua orang tertidur pulas. Aku masih asik dengan jalan pemikiran yang gila ini. Bermain lepas dengan akal serta menghabiskan waktu. Menunggu pagi sepertinya akan aku lakukan. Hahaha. J Aku mulai mendapatkan titik terang yang nyata. Tiada lagi yang kutemui sebuah harapan palsu. Yakin akan kinerja otak ini sendiri.

Sebuah keyakinan mempunyai harga dengan limit tertentu. Keyakinan terdiri dari fungsi masing-masing. Saling membentuk kesatuan utuh antar fungsi.  Suatu saat nanti, setiap fungsi akan melakukan rotasi perubahan sesuai kondisi lingkungan yang sedang terjadi. Perubahab itulah yang kita sebut pergeseran variabelnya. Sederhana, jika kau telah menemukan suatu titik tepat untuk bergeser ke  arah lain kau harus melakukannya. Aku menciptakan turunan rumus dari perkataan seseorang tadi. J Hahaha. Gila aku ini. Masih sempat menertawakan hal bodoh seperti ini.

Untuk menemukan titik pergeseran inilah kau sangat sulit. Tidak ada navigasi yang pasti membawa kau kesana. Sekedar tuntutan hati dengan kompas kayakinan. Maka dari itulah kau tidak bisa melawan sebuah keyakinan karena dia kompas yang akan menuntunmu. Bagaimana kau mengarungi lautan lepas sementara kau melawan penuntunmu ? kehancuran akan tepat didepan mata kepalamu sendiri.
Bergeming dari keputusan yang telah difikirkan sebelumnya adalah sebuah ketololan bagiku. Aku telah memikirkannya. Kuputuskan tetap bertahan dalam duniaku saat ini. Percaya suatu saat nanti akan ada bintang yang menerpaku. Tetap terjebak dari kerasnya hidup. Suatu saat nanti akuu akan menemukan titik pergeseran variabelmu sendiri.

Pukul sudah menunjukkan 01:45. Saatnya mulai mengadu peruntungan melalui judi bolaku. Berharap sedikit uang untuk membeli buku bekas di jalanan dekat sekolahku. Semoga dewi fortuna ada di pihakku.  


No comments:

Post a Comment